22 March 2010

Apatis - Kerumitanku

Pada saatnya aku kan mengerti bahwasanya semua akan menjadi jalan cerita yang tidak rumit dalam hidupku. Aku menginginkan kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagiku dan orang lain yang senantiasa setia padaku, pada kehidupanku saat ini. Aku mencoba berlari namun langkah selalu terhambat oleh kepentingan-kepentingan yang selalu merongrong hingga pembuluh darahku, menyumbat segala aliran-alran kenestapaan dan ketidakpastian di dalam hidupku. Bahwa aku mencoba benahi apa dan bagaimana langkah yang semestinya akan aku lalui, di situlah halangan rintangan dan kendala menjadi bekal sehari-hariku yang tiada henti selalu mencoba meruntuhkan segala harapan yang aku telah impikan jauh sebelum aku nikmati ruh ini.
Dan kemudian aliran ini begitu kuat untuk kumenentangnya , terlalu hebat untukku membuatnya terdiam dan terlalu bahaya membuatku terkapar tak berdaya dalam lautan noktah yang selalu menghiasi mimpi malam dingin yang membekukan otakku. Kuraskan jemari mengeras menggenggamkan serta menciutkan hati dan jantungku memasuki dan meremukan tulang belulang tepat dalam urat yang menghubungkanku pada dunia dan khayalan, kematian ini begitu dekat sehingga aku merasakan semua jauh lebih dalam dan tak terkira sebagaimana gambaran tangan itu kepada hatiku.
Bilah-bilah nipah telah menggoreskan suatu ayat kematian di tubuhku yang ringkih ini, membuatku ternoda hingga lalatpun dapat pasti mengerti siapa aku sebenarnya, dan bagaimana aku sebenarnya. Apakah menjadi rahasia selama ini aku pendam menjadikanku tak mengerti apakah aku harus membongkarnya ataukah kubiarkan saja ini mengalir hingga air liur ini telah habis tercium hembusan angin terbasuh oleh embun membasahi jiwa ragaku ini demi menyejukan langkah tiap langkah dalam tahta tak tertahtahkan dalam dogma kekuasaan yang Maha sempurna.
Uban putih memenuhi ruang jagad raya ilmu yang menganggungkan kuasaMU yang sempurna, tanpa sedikitpun lengah dari peradaban yang begitu cepat berubah, biarlah kutemui sisa-sisa ronggokan daging membusuk di sudut jalan yang sering aku lalu ketika tubuhku membungkuk menahan baban noda yang kuperbuat dalam kefanaan ini, menyeret kaki sebelah yang tak tahan menjadi rebutan kekuasaan sang lalat menjadikan santapan segar yang mengenyangkan sekaligus meringankanku akan beban ini.
Segala kerumitan yang aku rasakan di segelumit asa dalam kehidupan menjadikanku menuai sikap tak peduli dengan siapa aku berhadapan dengan apa aku menghadap, semua tak lebih hanya bayanganku sendiri yang menyaksikanku begitu sakit dan merintih menanti ajal yang sebentar lagi singgah padaku.
Nyanyian kerinduan adalah kosong…, menjadikan semua isi adalah hakikat diriku yang selalu menguatkan bahwa aku adalah hidup, aku adalah jiwa yang sangat merindukan semua menjadi sesuatu yang begitu sempurna.
Sang pujangga telah temui arti kerumitan dalam keapatisanya terhadap dunia. Menjadikan jiwanya menyerah pada kuasa yang tak bisa menjadikannya berkuasa atas kekuasaan abadi yang menguasai.
~UQ~

statistik